Warga Palestina Dipaksa Mengungsi Ke Gaza Selatan Oleh Israel. Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, mengumumkan bahwa sebanyak 50.000 warga Palestina meninggalkan wilayah Kota Gaza pada Rabu (08/11). Hal ini terjadi setelah pasukan Israel membuka kembali Jalan Salah el-Din, jalan utama menuju bagian selatan Jalur Gaza.
Militer Israel membiarkan jalan tetap terbuka selama lima jam pada Rabu (08/11), satu jam lebih lama dari waktu kemarin. Daniel Hagari menyatakan bahwa tidak ada gencatan senjata, melainkan hanya “jeda kemanusiaan” untuk memungkinkan orang pindah ke selatan.
Tampaknya militer Israel kini menerapkan jeda terbatas yang telah dianjurkan oleh para pejabat Amerika Serikat selama berhari-hari. Meskipun demikian, pejabat AS menegaskan bahwa tindakan ini bertujuan untuk memfasilitasi penyediaan bantuan dan memberikan ruang bagi pembebasan sandera.
Meski tidak diketahui jumlah pasti warga sipil yang masih berada di wilayah Kota Gaza, termasuk kamp pengungsi Shati dan Jabaliya serta sekitarnya, beberapa hari yang lalu pejabat AS memperkirakan bahwa mungkin ada 300.000 hingga 400.000 orang yang masih tinggal.
Baca Juga : Bella Hadid Dipecat Jadi Model Dior Karena Dukung Palestina
Penduduk Gaza yang melarikan diri dari pertempuran sengit di kawasan utara memaparkan kondisi yang mereka temui selama perjalanan ke selatan melalui jalan yang disarankan oleh Israel. Beberapa di antaranya mengaku melihat mayat-mayat yang membusuk di Jalan Salah al-Din dan tank-tank Israel di sebelahnya.
🚨Happening now: Thousands pass through the evacuation corridor the @IDF opened for civilians in northern Gaza to move southwards. pic.twitter.com/lq7ZpfMiM4
— COGAT (@cogatonline) November 7, 2023
Seperti Apa Perjalanan Warga Palestina Dipaksa Mengungsi Tersebut
BBC Verify telah meneliti video, mendengarkan kesaksian saksi mata, dan menganalisis citra satelit untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas.
Sebelum pertempuran dimulai, lebih dari satu juta orang tinggal di Gaza utara.
Pasukan darat Israel telah membombardir kota tersebut secara besar-besaran dan saat ini sedang melancarkan operasi darat untuk melawan Hamas di sana, sebagai respons terhadap serangan kelompok tersebut terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober 2023.
Baca Juga : Siapakah Hassan Nasrallah Pemimpin Milisi Hizbullah Lebanon
Jalan utama Gaza, yaitu Salah al-Din, telah diinstruksikan oleh militer Israel untuk digunakan sebagai jalur evakuasi oleh warga sipil. Jalan tersebut membentang lebih dari 14,5 kilometer dari ujung Gaza utara hingga Wadi Gaza, sebuah lembah yang digunakan militer Israel untuk membagi Gaza menjadi utara dan selatan.
Militer Israel menyatakan bahwa masyarakat akan lebih aman di Gaza selatan, meskipun serangan udara terus terjadi di sana.
Pengalaman Warga Palestina Dipaksa Mengungsi
Pada hari Rabu (08/11), Ahmed Zeyadah berbagi pengalaman perjalanannya kepada seorang jurnalis lokal yang melaporkan untuk BBC. Ahmed menempuh perjalanan dari distrik al-Nasr di utara sambil menggendong balitanya.
Dengan wajah lelah, ia mengungkapkan, “Saya sangat lelah. Kami tidak tahu harus berbuat apa, kami tidak tahu harus pergi ke mana. Kepada siapa kami berpaling? Kepada siapa kami berkata: ‘Datang dan selamatkan kami’.”
Mahmoud Ghazzaawi memutuskan meninggalkan rumahnya di al-Zeitoun di Gaza utara akibat serangan yang terus meningkat.
Dia mengaku meninggalkan rumahnya pada tengah hari dan berjalan selama lima jam tanpa tujuan pasti. Ia juga menyatakan kebingungannya mengenai arah yang harus diambil.
“Ada para syuhada [orang mati] yang dilempar ke tanah, semoga Tuhan mengampuni mereka,” ujarnya.
Seorang perempuan yang muncul dalam video diunggah di aplikasi Telegram pada Selasa (07/11) menceritakan pengalamannya menyaksikan mayat di jalan raya.
Dia menceritakan bahwa dirinya sedang mencari putranya di dekat persimpangan Netzarim, yang dinamai dari bekas pemukiman Israel di lokasi tersebut. Saat menuju selatan, dia menemukan jenazah putranya bersama jasad-jasad lainnya tergeletak di jalan.
“Saya melihat tank-tank Israel, tapi saya tidak peduli. Saya melihat sekeliling dan menemukan anak saya. Saya mengenalinya dari ikat pinggangnya, dan teleponnya,” ucapnya dalam video.
Baca Juga : Wakil Indonesia Di O2SN Portugal Adalah Siswa Dari SMPN 6 Mataram
BBC berbicara dengan seorang jurnalis lokal yang mengenali perempuan tersebut saat sang perempuan mengunjungi Rumah Sakit Al Aqsa di Deir al-Balah, Gaza tengah, pada hari Selasa (07/11) untuk mencatatkan kematian putranya. Pria tersebut kemudian dimakamkan pada hari yang sama, kata jurnalis lokal kepada BBC.
Hingga saat ini, BBC belum menemukan rekaman video atau foto jenazah-jenazah di jalan raya Salah al-Din dalam beberapa hari terakhir. BBC telah mengajukan permintaan kepada militer Israel untuk mengomentari laporan mengenai keberadaan jenazah di sana.
Sama Halnya Mengibarkan Bendera Putih
Pada hari Selasa (07/11), PBB memperkirakan bahwa sebanyak 15.000 orang melakukan perjalanan ke Gaza Selatan. Jumlah ini meningkat dari hari sebelumnya yang mencatat sekitar 5.000 orang.
Militer Israel, pada Rabu (08/11), mengumumkan rencana untuk membuka jalan selama satu jam tambahan hingga pukul 15.00 waktu setempat, merespons tingginya jumlah orang yang menggunakannya.
Seorang juru bicara militer Israel kemudian mengklaim bahwa sebanyak 50.000 orang telah meninggalkan Gaza Utara melalui Jalan Salah al-Din pada Rabu (08/11).
Rekaman video yang diterbitkan oleh militer Israel di platform X (sebelumnya Twitter) menampilkan sekelompok orang berjalan di sepanjang Jalan Salah al-Din. Beberapa dari mereka mengibarkan bendera putih sebagai tanda bahwa mereka adalah warga sipil. Sebuah tank Israel terlihat di samping jalan raya menghadap mereka.
BBC telah memverifikasi lokasi tersebut dengan mencocokkan bangunan-bangunan khas yang terlihat di latar belakang rekaman video. Lokasi tersebut berada di Jalan Salah al-Din, sekitar tiga kilometer sebelah utara Wadi Gaza.
Citra satelit pada 7 November menunjukkan orang-orang melangkah di sepanjang jalan yang sama dan sebuah tank militer Israel terlihat di sebelah mereka.
Tayangan video juga menunjukkan kerusakan pada bangunan di sepanjang Jalan Salah al-Din dan puing-puing tersebar di jalan tersebut.
Citra satelit lain dari tanggal yang sama menunjukkan kumpulan orang berjalan sekitar satu kilometer sebelah utara Wadi Gaza, dengan tank-tank Israel terpantau di jalan utama ini.
Baca Juga : Buah Semangka Jadi Simbol Dukungan Untuk Palestina
Pada 30 Oktober, BBC memverifikasi rekaman tank menembak dekat sebuah mobil dan diikuti dengan ledakan besar. Saat ditanya apakah pada saat itu jalan tersebut telah ditetapkan sebagai jalur “aman”, militer Israel tidak memberikan komentar spesifik. Namun, mereka menyatakan bahwa Jalan Salah al-Din “telah menjadi jalan terbuka sepanjang perang” dan telah “diamankan dengan pasukan darat dan tank untuk mendorong evakuasi yang aman”.
Jalanan Dalam Keadaan Kondisi Buruk
BBC Verify aktif menganalisis citra satelit Jalan Salah al-Din hingga Wadi Gaza untuk menilai tingkat kerusakan selama konflik ini.
Setiap titik merah dalam analisis merepresentasikan jenis kerusakan di jalan, seperti lubang di aspal atau bangunan yang rusak di sepanjang jalan raya.
Baca Juga : Trump Menilai Joe Biden Akan Bawa Dunia Ke Perang Dunia III
Hingga saat ini, kami telah mengidentifikasi sekitar 60 contoh individu, meskipun tidak dapat dipastikan kapan kejadian-kejadian ini terjadi.
Militer Israel menyatakan komitmennya untuk tidak menyebabkan cedera pada warga sipil dan akan terus melanjutkan upaya evakuasi.
Benedict Garman dan Bassima Kracha menyumbangkan laporan tambahan.
#عاجل أيها سكان غزة، انضموا الى الكثيرين الذين يتوجهون الى جنوب وادي غزة في هذه الساعة!
— افيخاي ادرعي (@AvichayAdraee) November 7, 2023
🔴أود أن أعلمكم أنه على الرغم من أن حماس تواصل المساس بالجهود الإنسانية الجارية لمصلحتكم وتستخدمكم كدروع بشرية، إلا أن جيش الدفاع الإسرائيلي سيسمح مرة أخرى اليوم بالمرور على طريق صلاح الدين… pic.twitter.com/9hxL6e8gfn