Pemimpin Milisi Hizbullah Lebanon, Siapa Hassan Nasrallah. Sayed Hassan Nasrallah, pemimpin milisi Hizbullah di Lebanon. Menjadi pusat perhatian setelah tampil di depan publik untuk pertama kalinya sejak pecahnya perang antara Hamas Palestina dan Israel pada 7 Oktober lalu.
Kehadirannya sangat dinantikan karena konflik tersebut telah melibatkan Hizbullah di selatan Lebanon. Dan banyak yang menduga bahwa pernyataan Nasrallah akan mengindikasikan potensi eskalasi konflik.
Siapakah Hassan Nasrallah, Pemimpin Milisi Hizbullah Lebanon
Hassan Nasrallah adalah Sekretaris Jenderal Hizbullah, sebuah kelompok militan Muslim Syiah di Lebanon. Ia lahir pada tahun 1960 di Beirut Timur. Dan sejak kecil telah dikenal sebagai seorang murid yang sangat berdedikasi pada ajaran Islam.
Baca Juga : Buah Semangka Jadi Simbol Dukungan Untuk Palestina
Sebagaimana yang dilansir dari Al Jazeera. Pada tahun 1975, perang saudara di Lebanon memaksa keluarganya untuk kembali ke desa leluhur mereka di Bazzouriyeh, Lebanon selatan. Di sana, saat usianya 15 tahun. Nasrallah bergabung dengan gerakan Amal, sebuah organisasi politik dan paramiliter yang mewakili komunitas Syiah di Lebanon.
Kemudian, sebagai seorang remaja, Nasrallah melakukan perjalanan ke Najaf, Irak. Pada tahun 1976 untuk mempelajari Al Quran di sebuah seminari Syiah. Namun, pada tahun 1978, ia dan ulama serta mahasiswa Syiah lainnya yang dianggap radikal oleh pemerintah Baath diusir dari Irak dan kembali ke Lebanon. Nasrallah kemudian belajar dan mengajar di sekolah pemimpin Amal, Sheikh Abbas al-Musawi.
Baca Juga : Anwar El Ghazi Dipecat Karena Dukung Palestina Di Media Sosial
Kebangkitan Masa Hizbullah
Pada tahun 1982, setelah invasi Israel, Nasrallah meninggalkan Amal dan bergabung dengan Hizbullah, sebuah organisasi yang sudah didukung oleh Iran. Pada tahun 1992, setelah militer Israel membunuh al-Musawi dan keluarganya. Setelah itu Nasrallah mengambil alih kepemimpinan Hizbullah atas permintaan pemimpin Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Di bawah pimpinan Nasrallah, Hizbullah menjadi lawan serius pasukan Israel di Lebanon selatan. Posisinya semakin diperkuat setelah putranya, Muhammad Hadi, tewas oleh pasukan Israel pada tahun 1997.
Baca Juga : UU ASN 2023 Telah Disahkan Oleh Presiden Jokowi
Penarikan Pasukan Israel
Serangan Hizbullah terhadap angkatan bersenjata Israel menjadi faktor penting dalam keputusan Israel untuk menarik diri dari Lebanon selatan pada tahun 2000. Keberhasilan ini mengangkat posisi politik Hizbullah secara nasional, karena mereka berhasil mengusir Israel dari Lebanon.
Setelah penarikan Israel, maka Nasrallah berusaha membebaskan warga Lebanon yang ditahan oleh Tel Aviv dengan menangkap tentara Israel untuk dijadikan tawanan dalam pertukaran pada tahun 2004.
Baca Juga : BPS Ungkap Sektor Sebagai Penyelamat Ekonomi Indonesia
Tindakan ini memicu perang Lebanon pada tahun 2006, yang berlangsung selama 34 hari dan mengakibatkan banyak korban jiwa di kedua belah pihak, sambil juga memperkuat reputasi militer Hizbullah. Demikian dikutip Samaa TV